Rabu, November 19, 2008

Harga Sebuah Motivasi!

Pagi ini dalam perjalanan menuju kantor, saya menyempatkan diri mendengarkan radio SMART FM. Radio ini merupakan salah satu siaran radio favorit saya karena banyak mengetengahkan acara yang informatif dan memberi saya "Vitamin Kehidupan", istilah yang saya adopsi dari Mas Fikri salah satu direktur di LPIA. Siaran pagi ini mengulas tentang training motivasi dan seminar Adam Khoo, seorang trainer motivator kelas wahid dari Singapura. Saya pribadi tidak terlalu mengikuti sepak terjang Pak Adam ini meskipun saya tahu beliau ini pasti seorang superstar motivator sekelas Pak TDW (Tung Desem Waringin), Andri Wongso, atau bahkan bisa jadi sekelas Anthony Robbins. Setidaknya saya pernah baca blog seorang teman yang luar biasa bangganya bisa dirangkul Adam Khoo sambil memuat foto tersebut pada laman blog-nya.


Mulanya saya mengikuti acara tersebut dengan khidmat sambil melintasi tol Jagorawi yang seperti lazimnya hari Senin banyak dipadati mobil mewah para pajabat dengan membawa "centeng" bersirene yang tanpa kenal malu memaksa rakyat biasa seperti saya untuk menepi layaknya hamba sahaya mempersilahkan tuannya melaju di jalanan. Namun kekhidmatan saya berubah manakala pada saat sesi tanya jawab interaktif dengan pendengar dibuka. Saat itu ada salah satu penelpon yang menyampaikan uneg-unegnya atau lebih tepatnya rasa sesalnya karena selama ini tidak mampu mengikuti pelatihan dan seminar motivasi semacam itu dikarenakan mahalnya biaya yang harus dikeluarkannya. Sebagai karyawan rendahan dengan gaji yang tidak seberapa, dia merasa tidak akan mampu menjangkau biaya pelatihan dan seminar tersebut yang umumnya berbandrol jutaan atau semurah-murahnya ratusan ribu. Biasanya biaya sebesar itu masih dikotak-kotakkan lagi dalam kelas Platinum, Gold, Silver, dsb. Belum lagi pada kenyataan bahwa umumnya acara-acara tersebut diadakan pada jam-jam kerja yang semakin mempersulit sang penelpon tersebut untuk mengikutinya. Demi mendengar komentar penelpon tersebut tanpa sadar dahi saya berkerut dan jantung saya mulai berdegub lebih kencang. Masya Allah....

Selama ini seperti Bapak yang menelpon tadi, saya juga merasakan hal yang sama. Demi menangguk motivasi dari para trainers motivators kelas wahid tersebut saya mesti berusaha keras menyisihkan pendapatan saya yang mestinya bisa saya gunakan untuk menabung, tambahan modal usaha, atau mungkin untuk bersedekah. Karena gagal menyisihkan pendapatan untuk mengikuti training dan seminar motivasi, seingat saya hanya beberapa seminar motivasi yang saya ikuti. Diantaranya yang paling saya ingat adalah seminar Pak Purdie Chandra yang "cuma" berbiaya 125.000 saja. Seminar tersebut pada dasarnya merupakan "preview" semata untuk mempromosikan kepada peserta seminar agar mengikuti pelatihan pada Entrepreneur University.

Selama ini, mata batin saya tertutup dengan kenyataan semu yang saya ciptakan sendiri bahwa untuk sukses dan mengaliri sekujur badan kita dengan motivasi maka kita perlu membayar para superstar trainer dan motivator tersebut untuk mengguyuri kita dengan hentakan, ledakan-ledakan, dan teriakan pembangkit motivasi. Saya lupa dengan kenyataan hakiki bahwa pada dasarnya kita bisa menciptakan inspirasi dan motivasi dari dalam diri kita sendiri. Saya lupa atau pura-pura tidak tahu bahwa sumber motivasi dan inspirasi itu bukan dimana-mana tetapi ada dalam diri kita sendiri. Sumber motivasi tersebut sesungguhnya memiliki kekuatan maha dahsyat mengalahkan ribuan kata, hentakan, atau teriakan dari semua superstar motivator yang ada di dunia ini.

Coba Anda tatap dengan penuh penghayatan mata pasangan Anda, mata anak Anda, atau mata orang tua Anda. Disana terpancar sumber inspirasi dan motivasi maha dahsyat yang tidak akan tertandingi oleh superstar motivasi sehebat apapun. Lihatlah mereka dengan seksama sewaktu mereka tertidur pada malam hari. Tubuh-tubuh penuh kepasrahan yang mengharapkan kita sebagai kepala keluarga untuk senantiasa berjuang segenap tenaga menghidupi mereka dengan segala daya upaya kita. Selama ini saya lupa, bahwa itulah sumber inspirasi dan motivasi yang sesungguhnya!

Oleh karena itu, untuk saudaraku yang tidak mampu mengikuti seminar motivasi yang menjanjikan sesuatu yang luar biasa, dahsyat, dsb. Janganlah berkecil hati, sumber motivasi yang sesungguhnya itu tidak dimana-mana dan bukan apa-apa. Motivasi ada di dalam hati kita. Dan juga selalu ingatlah, "Gusti ora sare" atau "Tuhan tidak tidur". Dengan berjuang segenap hati dilandasi kejujuran niscaya keberhasilan akan kita raih.
Betley Heru Susanto (http://agilepreneur.blogspot.com)

Tidak ada komentar: