Pagi ini aku semangat berangkat ke kantor karena emang ada kegiatan yang cukup menarik, workshop. Biasa akhir tahun dana-dana yang kita ajukan pada dicairkan dan kalau nggak kepake ya..hangus. Khan mubah tuh... istilah jawane "eman-eman". Pertama yang aku lakukan sesampai di kantor adalah nyalakan kompi dan laptop bututku (baru sich... baru satu tahun., but my good belum semput buka tombol start. Kring.... kring... selamat pagi, kok internet nggak nyambung. Ada apa nih? Begitu suara di telpon. Nggak berapa lama, telpon berdering lagi, ini dari jurusan A, mau nanya, kok telpon nggak nyambung. Terus.., dan terus telpon berdering. Aku coba periksan jaringan telpon, mbok ada yang putus or kesamber petir. No problem, semua okey. Aku coba konfirmasi ke telkom.......
Setelah dapat penjelasan dan pengecekan secara online dan tentunya aku juga ngecek dong, ternyata nggak ada masalah dengan jaringan telkomnya. Aku coba langsungkan kabel telponnya ke my laptop, okey deh..jalan dengan lancar tuh intenet kayak di jalan tol. But setelah aku sambung lagi ke server, mati lagi deh... What happen nih.. Selanjutnya aku coba utak-arik tuh server, wah..kok nambah runyam nih. Aku harus periksa setinggan semua konfigurasi jaringan. Padahal ada 4 server yang terhubung lho... (batin kecilku bilang, rasain luh.. cape khan..?) Dengan sedikit bersungut aku coba perbaiki tuh server, dan ini dah satu harian, but belum kelar juga. Ini juga lagi istirahat sambil nulis blog, itung punya itung selingan biar nggak stress. Oh ya.... lain dengan server yang rusak, lain pula dengan kisah perjalanan ke gunung beberapa hari yang lalu. Masih inget khan...? Ada kisah dari mbahku sendiri yang sedang melakukan perjalanan ke sebuah kota di Jawa Tengah. Pas waktu itu naik bus yang radha penuh dengan penumpang. Berdesakan nggak karuan (kalau duduk nyaman namanya nggak berdesakan), nah...lagi berdesakan kayak gitu ada seorang pemuda yang selalu mencoba untuk "ngenjol" dan menghimpit badan mbah. Ternyata dia ingin mencopet dompet, dan pas.. tangan sipencopet masuk ke saku celana, dengan sigap dan cekatan jari sipencopet di tangkap dan di tekuk ama si mbah. Kontan saja, sipencopet kesakitan dan meronta, mau melarikan diri. Selanjutnya si mbah dengan semangat 45nya ngejar tuh copet sambil teriak lantang..." Dasar copet amatiran, kalau mau nyopet jangan begitu caranya. Tanya nih sama gurunya copet" Sambil tangannya menunjuk ke dadanya sendiri. Kontan saja penumpang di bus tersebut pada melihat ke simbah dengan tatapan aneh dan apa ya...... (curiga kali..) Wah, jangan-jangan bener nih, mbah itu gurunya copet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar